Minggu, 29 Maret 2015

Perbedaan Konsep Kesehatan Mental Timur dan Barat



Perbedaan antara konsep kesehatan mental Timur dan Barat terlihat berdasarkan aliran yang berkembang di Timur dan Barat. Model tersebut merupakan cara merekonstruksi realita, memberikan makna kepada fenomena-fenomena alam.
Di Barat berkembang model Biomedis yang menemukan virus dan bakteri sebagai sumber penyakit, dan memandang kesehatan dan penyakit hanya dihubungan pada tubuh manusia saja. Sedangkan Psikiatris lebih mendasar pada bukti fisik dari penyakit dan treatment fisik seperti pemberian obat-obatan dan pembedahan. Sementara Psikosomatis mulai mengembangkan bahwa kesehatan penyakit tidak hanya berkaitan dengan tubuh, akan tetapi memiliki kesinambungan dan keterkaitan antara faktor fisik dan faktor mental. Dan dalam model psikosomatis, tidak ada penyakit somatik tanpa disebabkan oleh antesenden emosional dan atau sosial.
Jika dibandingkan dengan konsep kesehatan Barat, konsep kesehatan Timur lebih bertolak pada model Holistik. Holistik memiliki arti sempit yaitu melihat organisme manusia sebagai suatu sistem kehidupan yang semua komponennya saling terkait dan tergantung. Sedangkan dalam arti luasnya, organism individual berinteraksiterus-menerus dengan lingkungan fisik dan sosial yang terpengaruh oleh lingkungan tetapi juga mempengaruhi dan mengubah lingkungannya tersebut.

Konsep Sehat


Sehat merupakan sebuah keadaan bebas penyakit, meliputi fisik, emosi, sosial dan spiritual. Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Memahami pengertian health, yang di terjemahkan kedalam bahasa Indonesia sebagai “kesehatan”(echols & shadily, 1981) tidaklah sesederhana seperti yang di bayangkan. Sehat dan kesehatan tidak pernah dibahas secara gamblang sehingga istilah kesehatan bahkan tidak tercantum di dalam indeks buku Joesoef, 1990. (WHO,1947).Definisi WHO tentang sehat mempunyui karakteristik berikut yang dapat meningkatkankonsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994):
1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal
3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
Terdapat beberapa definisi sehat dari para ahli :
Menurut Fromm, kepribadian sehat adalah yang memiliki orientasi produktif. Sedangkan menurut Allport manusia sehat adalah manusia yang mencapai kematangan. Berbeda dengan Maslow yang menyatakan bahwa Manusia sehat adalah manusia yang mampu mengaktualisasikan dirinya dan   mencapai kebahagiaan. Pendapat lainnya ialah, manusia sehat adalah yang mampu mengalahkan kecemasan dan kebutuhan neurotiknya (Horney).
KONSEP SEHAT BERDASARKAN:
1. Dimensi Emosi
Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya. Dan sehat emosional adalah seseorang yang dapat menjaga atau mengontrol amarahnya ketika dia sedang kesal.

2. Dimensi Intelektual
Dikatakan sehat  secara intelektual yaitu jika seseorang memiliki kecerdasan dalam kategori yang baik mampu melihat realitas. Memilki nalar yang baik dalam memecahkan masalah atau mengambil keputusan.

3. Dimensi Sosial
Sehat yang dimana orang tersebut memiliki jiwa social yang baik. Dapat Nampak baik apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleran dan menghargai.

4. Dimensi Fisik
Sehat secara fisik yaitu sehat yang orang tersebut tidak mengalami cacat atau sebagainya. Terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.

5. Dimesi Mental
Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional, dan spiritual.
a.      Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.
b.      Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya.
c.       Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukurnya.

6.      Dimensi Spiritual
Sehat yang sangat penting juga sehat tidaklah hanya jasmani, sehat dalam rohani pun juga sangat penting. Spiritual sehat terlihat dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Esa. Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang.
Dengan perkataan lain, sehat spiritual adalah keadaan dimana seseorang menjalankan ibadah dan semua aturan-aturan agama yang dianutnya.

Sabtu, 28 Maret 2015

Sejarah Kesehatan Mental


Asal mula muncul kesehatan mental sebenarnya sejalan dengan perkembangan manusia. Bahkan semenjak peradaban nenek moyang homo sapien muncul, gangguan mental sudah terjadi. Hal ini mungkin disebabkan oleh alam, lingkungan maupun kepercayaan terhadap roh-roh jahat yang menimbulkan rasa cemas dan putus asa. Sehingga muncul ide untuk menyembuhkan gangguan kesehatan mental tadi dengan berbagai macam cara yang berkembang bahkan hingga saat ini. Usaha-usaha yang dilakukan untuk menangani gangguan tersebut tentunya mengalami beberapa hambatan. Hal tersebut disebabkan oleh dua faktor. Yaitu, kesadaran manusia mengenai gangguan mental sangat terbatas dengan persepsi yang berbeda. Manusia merasa malu, takut dan muncul rasa bersalah kepada lingkungan akan hal tersebut. Kedua, perkembangan ilmu pengetahuan yang dirasa lambat dan tidak merata.

Sejarah Kesehatan Mental Zaman Pra Sejarah
Sejak pada zaman ini, manusia purba sebenarnya sudah mengalami yang disebut sebagai gangguan kesehatan baik mental maupun fisik. Bedanya dengan zaman berikutnya adalah cara yang mereka gunakan dan pola pikir mereka mengenai penyebab dari gangguan-gangguan yang mereka alami tadi. Mereka lebih condong berfikir bahwa penyebab dari gangguan tersebut adalah berasal dari roh-roh jahat, halilintar, dan mantera-mantera musuh. Penanganannya pun berbeda, mereka menyembuhkan gangguan-gangguan kesehatan dengan cara yang unik yakni menggosok, mengisap, membalut, menggunakan mantera, salep, sihir dan lain lain tanpa membuang mereka dengan alasan gangguan yang dimiliki. Mereka tetap diperlakukan secara manusiawi tanpa adanya ejekan atau cibiran, memenjara atau tindakan lain yang kita bisa lihat pada zaman selanjutnya.
Seperti apa gangguan kesehatan mental maupun fisik yang dialami manusia pada zaman ini? tidak ada yang bisa memastikan secara pasti dan jelas mengenai ini. Tetapi banyak pendapat yang muncul akan hal ini. Sebagai faktor dasarnya ialah, faktor genetik. Sehingga, dapat dikatakan bahwa penyakit mental pada zaman ini tidak berbeda jauh dengan penyakit mental di masa sekarang. Berawal dari rasa cemas, khawatir, dan takut akan bahaya yang ditimbulkan oleh alam dan faktor lainnya.
Sebutan profesi psikolog dan psikiater dimasa sekarang, mungkin sebenarnya mungkin sudah dikenal di zaman pra sejarah ini dengan sebutan yang berbeda yakni dukun. Dukun pada saat itu berperan dalam kesembuhan penyakit mental tentunya. Mereka dianggap sebagai cendekiawan dikalangan kaum mereka. Dengan berjalannya waktu, makin banyak masalah dan kebutuhan yang kompleks terjadi. Dukunpun berkembang menjadi berbagai profesi khusus sesuai kebutuhan sepeti bidang agama, kesehatan fisik maupun mental, dan lain-lain.

Sejarah Kesehatan Mental Peradaban Awal
Pada peradaban awal, gangguan mental pun sudah dikenal sebagai masalah umum. Permasalahan yang dirasa kompleks, semakin mampu ditangani secara terorganisir.

Babilonia & Ninive (mesopotania)
Para imam bisa disebut sebagai orang pertama yang mengembangkan ilmu kedokteran. Hal ini terjadi bahkan hingga saat ini, kepercayaan mengenai penyakit mental dihubungkan dengan setan dan hal mistis lainnya. Cara penangan dan penyembuhannya pun menggunakan upacara agama dan magis.
Bertujuan supaya hal negative keluar dari tubuh pasien.
Masyarakat babilonia-lah yang kemudian menjadi penerus mengenai ilmu kedokteran dan memodifikasikannya sehingga menjadi bahan analisis dan perkembangan sistem pertama yang dijumpai dunia. Hal ini dibuktikan dengan adanya keping batu bertuliskan huruf paku yang memuat hukum dan adat istiadat mereka pada saat itu.

Mesir
Perkembangan Ilmu kedokteran di Mesir ini tidak jauh berbeda dengan peradaban lainnya, yakni sangat terkait dengan agama. Bedanya, di Mesir lebih kental corak magis dan mereka mempercayai bahwa dewa-dewa adalah pelindung kesehatan mental. Meski begitu, perkembangan ilmu kedokteran terbilang sangat rasional dalam beberapa hal di Mesir. Pada masa itu, di Mesir telah mendirikan sekolah kedokteran di kuil Imhotep. Disana terdapat rumah sakit dengan pelayanan terapi. Psikoterapi mulai diterapkan melalui pendekatan modern untuk mengobati penyakit mental.

Afrika
Di Afrika banyak sekali pendapat yang muncul mengenai penyebab dari gangguan mental maupun fisik. Sama seperti peradaban lainnya, masalah yang muncul ialah berasal dari roh-roh jahat, atau kemarahan nenek moyang. Namun, beberapa masyarakat tradisional juga berpendapat bahwa penyakit muncul disebabkan oleh penyebab yang natural (fisik). Karena muncul beragam pendapat mengenai penyebab, maka penanganannya pun beragam. Respon masyarakat Afrika ini digolongkan menjadi dua. Pertama, mereka tidak terlalu perpendapat negatif mengenai gangguan mental. Mereka lebih menghargai dan merawatnya dengan baik. Kedua, mereka menghargai para ahli obat tradisional yang merupakan pengamat-pengamat dan pendiagnosis. Mereka menggunakan upacara, ramuan dan excorcisme untuk menghilangkan gangguan mental.  Kelompok masyarakat lain juga menjalankan “terapi kelompok” yang unik, yaitu melakukan kegiatan seperti menari, musik, dan keadaan “trance” untuk penyembuhan.

Yunani
Pendekatan rasional yang muncul pada zaman ini banyak disumbang oleh tokoh tekemuka Yunani. Mereka mulai memisahkan mengenai gangguan mental dan magis ataupun dominasi agama. Tradisi dalam ilmu kedokteran mulai menjadi perhatian sejak munculnya dokter hebat dari Yunani, Aesculapitus dan Hippocrates. Kuil-kuil yang dibangun untuk Aesculapitus kemudian dijadikan sebagai rumah sakit, dimana perawatnya ialah orang-orang yang secara khusus memiliki tujuan untuk menyembuhkan penyakit mental. Beberapa yang terkenal di bidang kesehatan mental ialah,
a.                      Phytagoras
Sebelum tahun 500 SM para dokter dan juga imam menangani gangguan mental dengan cara diet, pijat, rekreasi, resep, mantra, dan sesajian. Namun Phytagoras yang kemudian menjadi orang pertama memberikan penjelasan alamiah terhadap penyakit mental. Ia berpendapat bahwa otak merupakan pusat intelejensi dan gangguan mental disebabkan oleh gangguan pada otak
b.                      Hippocrates
Beliau disebut sebagai “Bapak Ilmu kedokteran” dan berpendapat bahwa gangguan mental merupakan penyakit alamiah dan memerlukan perawatan yang sama seperti penyakit lainnya. Dia sangat berjuang mengenai etika para dokter. Bahkan sumpah dokter Hippocrates masuk dalam lafal Sumpah Dokter Geneva 1948 dan menjadi dasar pada sumpah dokter di Indonesia tahun 1950.

sumber :

Dewi, K. S. (2012). Buku Ajar Kesehatan Mental. Semarang: UPT UNDIP Press.
Kholil, R. L. (2010). Kesehatan Mental. Purwokerto: Fajar Media Press.
Hadjam, M. N. R.,& Widhiarso, W. (2011). Pengujian Model Peranan Kecakapan Hidup terhadap Kesehatan Mental. Jurnal Psikologi, 38(1), 61-72.
Notosedirdjo, M.,& Latipun. (2002). Kesehatan Mental: Konsep dan Penerapan. Malang: UMM Press.
Whitbourne, H. (2010). Psikologi Abnormal. Jakarta: Salemba Humanika.
Atwater, E. (1984). Psychology of Adjustment: 2nd edt Englewood Cliff: Prentice-Hall Inc.