a. Definisi
Humanistik
adalah aliran dalam psikologi yang muncul tahun 1950an sebagai reaksi terhadap
behaviorisme dan psikoanalisis. Aliran ini secara eksplisit memberikan
perhatian pada dimensi manusia dari psikologi dan konteks manusia dalam
pengembangan teori psikologis.
Humanistik adalah suatu teori yang
tertuju pada masalah bagaimana tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh
maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka
sendiri.
Pendapat lain menyatakan bahwa
humanistik adalah teori belajar yang menganggap bahwa belajar bertujuan untuk
memanusiakan manusia.
Dalam teori belajar humanistik,
belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya
sendiri.
Siswa dalam proses belajarnya harus
berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan
sebaik-baiknya.
b. Tokoh
Teori
humanistik bersifat sangat eklektik yaitu memanfaatkan atau merangkumkan
berbagai teori belajar dengan tujuan untuk memanusiakan manusia dan mencapai
tujuan yang diinginkan karena tidak dapat disangkal bahwa setiap teori
mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Banyak
tokoh penganut aliran humanistik, diantaranya:
1. Kolb
Pandangan Kolb tentang
belajar dikenal dengan “Belajar Empat Tahap” yaitu:
a) Tahap
pandangan konkret
Pada tahap ini
seseorang mampu atau dapat mengalami suatu peristiwa atau suatu kejadian
sebagaimana adanya namun belum memilki kesadaran tentang hakikat dari peristiwa
tersebut.
b) Tahap
pemgamatan aktif dan reflektif
Tahap ini seseorang
semakin lama akan semakin mampu melakukan observasi secara aktif terhadap
peristiwa yang dialaminya dan lebih berkembang.
c) Tahap
konseptualisasi
Pada tahap ini
seseorang mulai berupaya untuk membuat abstraksi, mengembangkan suatu teori,
konsep, atau hukum dan prosedur tentang sesuatu yang menjadi objek perhatiannya
dan cara berpikirnya menggunakan induktif.
d) Tahap
eksperimentasi aktif
Pada tahap ini seseorang sudah
mampu mengaplikasikan konsep-konsep, teori-teori atau aturan-aturan ke dalam
situasi nyata dan cara berpikirnya menggunakan deduktif.
2. Honey
dan Mumford
Honey dan Mumford
menggolongkan orang yang belajar ke dalam empat macam atau golongan, yaitu:
a) Kelompok
aktivis
Yaitu mereka yang
senang melibatkan diri dan berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan dengan
tujuan untuk memperoleh pengalaman-pengalaman baru.
b) Kelompok
reflector
Yaitu mereka yang
mempunyai kecenderungan berlawanan dengan kelompok aktivis. Dalam melakukan
suatu tindakan kelompok ini sangat berhati-hati dan penuh pertimbangan.
c) Kelompok
teoris
Yaitu mereka yang
memiliki kecenderungan yang sangat kritis, suka menganalisis, selalu berpikir
rasional dengan menggunakan penalarannya.
d) Kelompok
pragmatis
Yaitu mereka yang
memiliki sifat-sifat praktis, tidak suka berpanjang lebar dengan teori-teori,
konsep-komsep, dalil-dalil, dan sebagainya.
3. Habermas
Menurut Habernas,
belajar baru akan tejadi jika ada interaksi antara individu dengan
lingkungannya. Ia membagi tipe belajar menjadi tiga, yaitu:
a) Belajar
teknis (technical learning)
Yaitu belajar
bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan alamnya secara benar.
b) Belajar
praktis (practical learning)
Yaitu belajar
bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, yaitu
dengan orang-orang di sekelilingnya dengan baik.
c) Belajar
emansipatoris (emancipatory learning)
Yaitu belajar yang
menekankan upaya agar seseorang mencapai suatu pemahaman dan kesadaran tinggi
akan terjadinya perubahan atau transformasi budaya dengan lingkungan sosialnya.
4. Bloom
dan Krathwohl
Bloom dan Krathmohl
lebih menekankan perhatiannya pada apa yang mesti dikuasai oleh individu
(sebagai tujuan belajar), setelah melalui peristiwa-peristiwa belajar. Tujuan
belajarnya dikemukakan dengan sebutan Taksonomi Bloom, yaitu:
a) Domain
kognitif, terdiri atas 6 tingkatan, yaitu:
·
Pengetahuan
·
Pemahaman
·
Aplikasi
·
Analisis
·
Sintesis
·
Evaluasi
b) Domain
psikomotor, terdiri atas 5 tingkatan, yaitu:
·
Peniruan
·
Penggunaan
·
Ketepatan
·
Perangkaian
·
Naturalisasi
c) Domain
afektif, terdiri atas 5 tingkatan, yaitu:
·
Pengenalan
·
Merespon
·
Penghargaan
·
Pengorganisasian
·
Pengalaman
d) Contoh
Kasus
Seseorang
bernama Ruth berusia 39 tahun telah menikah, melaporkan ketidakpuasan yang
mendalam. Ia mengatakan hidupnya lancar dan dapat diprediksi, dan dia merasakan
kepanikan saat mencapai usia 39 tahun, lalu bertanya-tanya ke mana saja tahun
yang sudah berlalu. Selama 2 tahun ia telah bermasalah dengan berbagai keluhan
psikosomatik termasuk gangguan tidur, kecemasan, pusing, jantung
berdebar-debar, dan sakit kepala. Ketika itu ia mendorong dirinya untuk
meninggalkan rumah. Klien mengeluhkan juga bahwa ia mudah sekali menangis
karena hal yang sederhana, sering merasa tertekan, dan memiliki masalah berat
badan.
Sampai
Ruth berusia 30 tahun, identitas Ruth dan sistem nilai yang sangat dipengaruhi
oleh agama fundamentalis dari orang tuanya, terutama ayahnya. Dia takut bahwa
dia akan ditolak oleh orang tuanya jika dia tidak memenuhi harapan mereka yang
seharusnya. Ruth menyatakan, "Mereka belum secara resmi tidak mengakui
saya, tapi dalam banyak hal saya pikir mereka tidak mengakui saya. Aku tahu aku
tidak akan pernah mendapat persetujuan mereka selama aku tetap jauh dari agama
dan aku begitu sayang kepada mereka." Ruth berniat menyenangkan
orang lain, bahkan dengan mengorbankan biaya kebutuhan untuk jati dirinya
sendiri. Dalam arti sebenarnya Ruth tidak menjadi dirinya sendiri, tanpa rasa
yang jelas tentang siapa dia atau dapat menjadi apa. Ruth sadar dengan
keberadaan tubuhnya, namun dia tidak mengenal dirinya, Saat ini ia melihat diri
fisiknya sebagai seorang wanita dengan kelebihan berat badan dan tidak menarik.
Dalam kata-katanya, "Aku tidak suka dengan apa yang saya lihat. Saya tidak
suka siapa saya, dan saya pasti tidak merasa bangga tubuh saya." Ruth
mengalami banyak gejala fisik yang mengganggu dan mempengaruhi harga dirinya
secara fisik. Sebagian besar Ruth didominasi oleh ketakutan, kecemasan, panik,
dan banyak peristiwa kehidupan sehari-hari dan kekhawatiran yang sedang
berlangsung sangat besar. Dia takut bahwa dia akan mati. Ketakutan dan kecemasan
tampaknya muncul dalam berbagai bentuk gejala fisik (yaitu, jantung berdebar
insomnia, jantung, sakit kepala, pusing, dan menangis). Secara harfiah, banyak
kehidupan Ruth yang memuakkan-depresi, takut, terbatas, dan avoidant.
Masalah
utama Ruth adalah ketidaksesuaian antara orang dia dan dirinya, meskipun
ragu-ragu dan hati-hati, inkongruensi dirinya dimanifestasikan dalam berbagai
cara - sebagai disonansi kognitif , dalam banyak gejala fisik, dan dalam
kecemasan serta stres - yang semuanya memiliki kecenderungan untuk mendorong ke
arah tidak nyaman. depresinya dan gejala fisik memberitahunya bahwa ada sesuatu
yang salah dengan hidupnya, tetapi rasa takut adalah kendala utama baginya
untuk menjadi lebih otonom, mengharapkan ia berbuat sesuai yang orang lain
harapkan. Takut kehilangan suaminya dan dukungan anak-anak dan cinta menjadikan
dia ragu-ragu untuk keluar dari pemikirannya saat ini.
Aspek
lain dari Ruth adalah konsep diri yang lebih perifer. Petunjuk penting untuk
konsep dirinya adalah pandangan
Dalam
kata-katanya sendiri Ruth mengidentifikasi dirinya sebagai "istri yang
baik" dan "ibu yang baik" dan bahwa "dia [John, suaminya]
mengharapkan saya sesuai harapannya." Dengan demikian, Ruth
mengidentifikasi dirinya sebagai istri dan ibu, tapi dia berusaha dengan sekuat
tenaga dalam peran yang suaminya harapkan. Ruth takut dan mengatakan
"dia (Suaminya) akan meninggalkan saya." Kecenderungan Ruth
untuk menjadi diri yang sesuai untuk orang lain adalah salah satu aspek. Saat
ia berkata, "Aku sudah cukup banyak hidup bagi orang lain sejauh ini. . .
Aku sudah menjadi superwoman yang memberi dan memberi". Ruth
mengidentifikasi bahwa dirinya sebagai perawat. Pada saat yang sama, Ruth
mengidentifikasi dirinya relatif dengan cara sempit membatasi pandangannya.
Penyelesaian
:
Dari
sudut pandang client-centered Corey melihat konseling danterapi
diarahkan pada lebih dari sekedar memecahkan masalah dan memberikan informasi.
Hal ini terutama bertujuan untuk membantu klien memanfaatkan daya dari diri
klien sehingga mereka dapat lebih baik menangani masalah mereka, baik saat ini
dan masa depan. Dalam kasus Ruth, Corey berpikir yang terbaik dapat mencapai
tujuan ini dengan menciptakan iklim bebas dari ancaman, di mana dia akan merasa
sepenuhnya diterima oleh terapis. Corey berasumsi bahwa tiga atribut yang
sangat penting untuk mengeluarkan kekuatan agar Ruth berkembang: keaslian, hal
positif, dan empati. Jika Corey benar-benar mengalami sikap ke arah tersebut
dan berhasil berkomunikasi, kemungkinan bahwa Ruth akan menurunkan cara
defensif dari dirinya dan bergerak menuju menjadi dirinya yang sebenarnya,
Terapi yang akan dilakukan untuk Ruth seperti membangun hubungan yang dia dapat
digunakan untuk melakukan eksplorasi diri dan akhirnya menemukan caranya
Kekuatan
utama dari pendekatan terapi client-centered adalah penekanan bahwa
harus benar-benar mendengarkan dan sangat memahami dunia klien secara intern
sebagai kerangka acuan. Kualitas hubungan terapeutik sangat penting dalam
terapi Ruth. Empati adalah landasan dari pendekatan ini , dan itu adalah dasar
yang diperlukan di setiap terapi. Kemampuan untuk mendengarkan klien dan untuk
memahami atau dunianya merupakan dasar untuk menciptakan dan memelihara
kepercayaan.
Terapi
logoterapi dan gestalt juga bisa digunakan sebagai kombinasi dari CCT. Terapi
gestalt menekankan untuk memandang masalah tidak hanya dari satu sudut pandang.
Subjek diarahkan untuk berfikir bahwa yang dirasa tuntutan bagi dirinya bukan
sekedar tuntutan sosial yang merugikan, namun dengan demikian sisi lainnya
memiliki manfaat bagi subjek.
Sedangkan
pendekatan logoterapi, digunakan mengenai kebermaknaan hidupnya. Subjek telah
melewati masa ‘kejayaan’. Tentunya seharusnya tinggal menikmati pencapaian yang
telah diraihnya, dibanding melihat kekurangan pada diri subjek perihal bentuk
fisik.