1. Pengertian
A. Hakikat Manusia
Hakikat manusia
adalah peran ataupun fungsi yang harus dijalankan oleh setiap manusia.
Manusia dikenal sebagai Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan terutama
lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat
kemanusiaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial. Manusia merupakan
Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik
dan jahat.
Pada dasarnya manusia
diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan kedudukan sebagai makhluk individu
dan makhluk sosial. Menurut PAULA J. C & JANET W. K, manusia
adalah mahluk terbuka, bebas memilih makna dalam situasi, mengemban tanggung
jawab atas keputusan yang hidup secara kontinu serta turut menyusun pola
berhubungan dan unggul multidimensi dengan berbagai kemungkinan. berbeda dengan
OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY yang
mengatakan bahwa Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah
mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan,
akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan
lingkungan.
Dalam beberapa
pengertian lain Manusia adalah Animal
Rational, artinya binatang yang berpikir. Manusia juga dikatakan sebagai
Zoon Politicon, yaitu makhluk
yang pandai bekerjasama, bergaul dengan orang lain dan mengorganisasi diri untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengertian lainnya, manusia adalah Homo Religious, yaitu makhluk yang
beragama. Dr. M. J. Langeveld seorang tokoh pendidikan bangsa Belanda,
memandang manusia sebagai Animal
Educadum dan Animal Educable,
yaitu manusia adalah makhluk yang harus dididik dan dapat dididik. Oleh karena
itu, unsur rohaniah merupakan syarat mutlak terlaksananya program-program
pendidikan.
B. Kebudayaan
Kata budaya dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pikiran, akal budi atau adat-istiadat.
Budaya adalah suatu cara hidup
yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan
dari generasi ke generasi. Budaya merupakan suatu pola hidup menyeluruh,
bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan
perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak
kegiatan sosial manusia. Terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem
agama
dan politik,
adat istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian,
bangunan,
dan karya seni..
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan
masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa
segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang
dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits
memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke
generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung
keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta
keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi
segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu
masyarakat.berbeda dengan Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan
keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan
lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Tokoh di Indonesia Selo
Soemardjan dan Soelaiman Soemardi berpendapat bahwa kebudayaan adalah sarana
hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda
yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku
dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa,
peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh
pengertian bahwa kebudayaan merupakan sesuatu yang akan memengaruhi tingkat
pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran
manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
2. Contoh kasus
Budaya Cium Tangan
Jika anda sebagai orang Indonesia dengan budaya timurnya
pasti sudah pernah melakukan dan melihatnya. Seperti yang kita tahu betapa
luas wilayah negeri kita ini, betapa banyak suku di negeri ini, betapa banyak
kebudayaan di negeri ini, dan tidak akan kita jumpai di negara lain. Salah
satu budaya/kebiasaan yang mencirikan orang timur adalah Cium tangan. Biasa
kita melakukan itu kepada orang yang lebih tua, misal kepada orang tua, kakak,
guru, mertua, dosen, dan orang-orang yang kita anggap lebih tua dan patut kita
hormati. Meskipun di negara-negara barat cium tangan juga tidak asing, tapi
biasanya dilakukan kepada wanita yang ia kasihi, hanya untuk sebagai tanda
kasih sayang.
Tapi berbeda dengan Indonesia, di Indonesia sejak
kecil sudah diajari untuk mencium tangan orang yang lebih tua. Anda pasti
pernah diajari kan saat masih kecil? Tradisi mencium tangan ini sudah
turun temurun dari nenek moyang kita. Inilah yang membuat negara kita dikenal
sebagai negara dengan penduduk yang ramah.
Adasebuah artikel yang menceritakan tentang guru
Australia yang di tugaskan untuk mengajar di Indonesia, mereka sangat kaget
saat masuk kelas semua muridnya berjabat tangan dengan mencium tangannya,
mereka sangat kagum dengan budaya Indonesia ini, mereka merasa sangat
dihormati. Mereka tidak pernah menjumpai hal seperti ini di negaranya.
Salah satu kebiasaan mencium tangan yaitu tradisi sungkem
saat lebaran atau saat akad pernikahan, sebagai tanda penghormatan kepada orang
tua, mungkin hampir semua anak akan sungkem dan mencium tangan kedua orang
tuanya saat lebaran, setelah itu mungkin mencium tangan om, tante, atau sepupu
yang lebih tua, dan itu hanya ada di Indonesia.
3. Pembahasan
a. Hubungan hakikat manusia dengan Ilmu Budaya Dasar
Hubungan antara hakikat
manusia dengan Ilmu Budaya Dasar tentunya sudah jelas terlihat dari pengertian
kebudayaan itu sendiri yang merupakaan sarana dari hasil karya dan kebiasaan
manusia yang dilakukan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Dari
situ dapat kita simpulkan secara singkat bahwa manusia dan kebudayaan merupakan
kesatuan dan masing-masing tidak dapat berdiri sendiri karena manusia merupakan
pelaku dari kebudayaan itu sendri.
Namun tidak sesederhana
itu tentunya. Seperti dalam penjabaran mengenai hakikat manusia, bahwa manusia merupakan
makhluk Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial. Yang berarti
bahwa manusia selalu hidup bersama dengan sekitar untuk kepentingan pribadinya
sendiri. Namun bukan dengan rasa egois masing-masing individu tetapi dengan akal
budi yang diberikan oleh Sang Pencipta. Dengan begitu, manusia yang terus
berupaya untuk mempertahankan hidupnya, mampu membedakan perilaku baik maupun
yang jahat. Kemampuan membedakan hal yang baik dan jahat ini tentu tidak begitu
saja dimiliki oleh setiap manusia, mereka perlu adanya didikan tentunya.
Didikan seperti apa
yang dimaksud? Tentu saja didikan yang sesuai dengan moral, norma, dan nilai-nilai
yang terkandung dalam budaya itu sendiri. Dengan begitu, manusia diharapkan
memiliki keberanian untuk mempertahankan nilai-nilai yang sesuai dengan
identitas bangsanya masing-masing, tentunya nilai-nilai positif yang dapat
diterimanya dengan penuh tanggungjawab. Begitu pula sebaliknya, mereka dapat
dengan tegas menelaah budaya yang dianggap tidak sesuai dengan citra diri
bangsa serta menolaknya dengan tegas dan bijak. Hal tersebut dilakukan dengan
tujuan agar masyarakat dapat menentukan budaya mana yang cocok dan baik untuk
dijadikan sebagai kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat itu sendiri secara
turun temurun, dari generasi ke generasi.
b. Bahasan Kasus
Pada contoh yang saya ambil di atas, dijelaskan
bahwa budaya cium tangan sudah menjadi hal unik pada citra bangsa Indonesia.
Bahkan menjadi hal yang patut dibanggakan karena selain menjadi kebudayaan khas
hal ini juga mencerminkan karakter bangsa Indonesia yang sopan, ramah, dan
memiliki tata krama yang kental. Bahkan sampai diceritakan bahwa sebuah artikel
membicarakan tentang guru Australia yang di tugaskan untuk mengajar di Indonesia
yang mengalami sendiri dan mereka sangat kagum dengan budaya Indonesia ini,
mereka merasa sangat dihormati. Mereka tidak pernah menjumpai hal seperti ini
di negaranya. Hal ini tentunya menjadi bukti betapa unik dan mahalnya satu
kebudayaan kita ini. Dan seperti yang kita ketahui selama ini Indonesia
memiliki banyak sekali kebudayaan,
Namun permasalahannya adalah apakah kita mengetahui
dengan jelas dan detail setiap kebudayaan yang kita miliki? Dan apakah salah
satu kebudayaan yang menjadi contoh kasus di atas masih kita jumpai diseluruh
masyarakat Indonesia masa kini? Namun sayangnya tidak semua masyarakat
Indonesia mengetahui secara detail bahkan mungkin secara umum.
Seperti yang kita lihat dalam kehidupan sehari-hari
dalam lingkungan yang cangkupannya masih dekat, yaitu lingkungan keluarga inti
kita. Masihkah semua masyarakat Indonesia melakukan hal ini? Kebudayaan unik
ini sepertinya sudah jarang ditemui di lingkungan sekitar kita bahkan perlahan
menghilang. Kita lihat saja di daerah pedesaan, daerah yang banyak orang
berfikir bahwa kebudayaan yang dimiliki masih sangat kental. Ternyata setengah
bahkan sebagian besar masyarakat pedesaan melupakan kebiasaan cium tangan
kepada orang yang lebih tua atau orang yang dihormati. Kebiasaan yang memiliki
nilai dan moral yang sangat baik untuk dimiliki. Orang-orang cenderung acuh
dengan kebiasaan baik ini, banyak di antara mereka yang tidak peduli dengan
rasa hormat.
Hal tersebut tentu sangat berdampak bagi kehidupan
moral generasi penerus. Generasi yang diharapkan menjadi tonggak berdirinya
bangsa yang maju dan bermoral, namun lupa akan sejarah dan asal-usul negaranya
sendiri. Selain itu, melupakan rasa hormat dan sopan santun merupakan
permasalahan dasar yang akan menyebarluas kepada permasalahan lain, mungkin
bisa dikatakan pada era ini kita mengalami “krisis jati diri bangsa”. Dengan adanya
dampak seperti ini, tidak banyak yang menyadari bahwa sebenarnya kita juga lupa
akan hakikat kita sebagai manusia yang merupakan makhluk sosial, dan memiliki
akal budi. Tidak disadari bahwa dampak dari melupakan satu kebudayaan akan
menyebar menjadi hal yang sangat buruk.
Hal-hal tersebut terjadi karena salah satunya
disebabkan oleh perkembangan teknologi secara pesat di era globalisasi ini. Informasi
yang tidak terbatas bisa kita dapatkan dalam waktu sangat singkat dan mudah. Dari
situ kita dapat melihat banyak hal yang sejatinya bukan merupakan hal yang
cocok dan pantas untuk kita tiru. Namun sayangnya, tidak sedikit dari generasi
kita yang justru lebih merasa berpengetahuan, hebat, dan nyaman dengan budaya
yang sebenarnya bukanlah “jati diri” kita yang sebenarnya. Dari sinilah, mereka
mulai bangga dengan budaya “kebaratan” mereka. Padahal jika kita telaah dengan
bijak, informasi yang tidak terbatas itu dapat kita gunakan secara positif
tanpa merusak kebudayaan yang sudah ada dalam lingkungan sekitar.
Maka dari itu, dari pembahasan yang telah saya
paparkan marilah kita bersama-sama menjaga dan melestarikan setiap kebudayaan
yang kita miliki. Kebudayaan yang sebenarnya menjadikan kita sebagai bangsa
yang unik dan menarik dengan apa yang kita miliki. Tidak perlu mencari
kebudayaan-kebudayaan yang kita anggap modern, tapi setialah terlebih dahulu
dari hal terkecil yang bahkan mungkin termudah. Maka, dari situlah kita
akan mampu setia dan menjaga hal-hal
yang lebih besar.
sumber :
http://sman1glagah.com/pengertian-hakikat-manusia/
http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_12.html
http://ronanteil.blogspot.com/2012/04/manusia-dan-keadilan.html
http://carapedia.com/pengertian_definisi_manusia_menurut_para_ahli_info508.html
http://www.referensimakalah.com/2012/11/pengertian-budaya-dan-kebudayaan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
sumber :
http://sman1glagah.com/pengertian-hakikat-manusia/
http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_12.html
http://ronanteil.blogspot.com/2012/04/manusia-dan-keadilan.html
http://carapedia.com/pengertian_definisi_manusia_menurut_para_ahli_info508.html
http://www.referensimakalah.com/2012/11/pengertian-budaya-dan-kebudayaan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya